Buku Kumpulan Puisi Ihsan Subhan: Sampai Titik Hujan Penghabisan

Buku Kumpulan Puisi Ihsan Subhan


Sebuah Prolog "Sampai Titik Hujan Penghabisan"


Menulis adalah perayaan yang sering difestivalkan oleh saya sendiri, terutama menulis puisi. Banyak kata-kata yang sering muncul dalam benak, ketika saya tengah diam dan memperhatikan sesuatu. Entah itu sedang menetap di suatu tempat, atau selagi dalam menempuah perjalanan. Bahkan pada saat membaca buku dan menonton film.

Jika ditumpahkan ke dalam bait bait puisi, tentunya akan sangat menarik. Kata-kata yang berjubel di kepala saya, akan lebih efisien jika satu persatu dipadatkan kembali dalam bentuk puisi. Kemungkinan yang terjadi akan lebih baik lagi, daripada terus menerus menumpuknya di otak saya. 

Orang-orang (mungkin) cenderung ingin memilih menulis terlebih dahulu, daripada menyimpannya dulu dalam benak. Namun saya belum mampu untuk itu. Terkadang, kita harus lebih dulu menikmati keresahan-keresahan yang terjadi pada diri kita. Agar lebih terasa, lebih khidmat, dan lebih alami.

Bila hal tersebut sudah diarungi, paling tidak meresapinya, baru lah saya menyusunnya ke dalam bentuk puisi. Proses-proses seperti itulah yang sering saya lakukan dalam berkarya.

Ternyata tidak hanya kata, gagasan/ide pun banyak dipendam. Apalagi soal puisi yang memang sangat dekat sekali dengan keseharian saya. Pada saat gagasan muncul di kepala saya. Maka yang sering saya lakukan adalah, dengan terus memenuhinya, dengan nutrisi-nutrisi lain. Bahkan tidak jarang, sebagai pelengkap ide tersebut, saya sering berdiskusi dan ngobrol renyah bersama kawan-kawan saya yang berbeda bidang dengan saya.

Buku kumpulan puisi bertajuk Sampai Titik Hujan Penghabisan merupakan puisi-puisi dengan beragam tema yang diangkat, dari mulai tema kebudayaan, sosial, alam hingga cinta. Ada juga beberapa puisi yang diambil dari buku antologi puisi bersama penyair-penyair nasional dan Asia Tenggara, sebagai pelengkap keindahan dan keberagaman tema di buku ini.

Berbeda dengan buku kumpulan puisi tunggal saya yang berjudul “Festival Cahaya, 2017”. Buku tersebut lebih didominasi dengan puisi-puisi yang sudah terpublikasikan di koran-koran lokal dan nasional. Namun tidak mengurangi estetika konsep buku tersebut.

Buku puisi “Sampai Titi Hujan Penghabisan” ini akan menjadi sejarah baru bagi saya pribadi. Di tengah kesibukan saya dalam bekerja sebagai jurnalis sekaligus konsultan IT, dan menggiati design grafis. Terlebih berperan juga sebagai suami dan seorang Ayah dengan dua anak perempuan. Hal tersebut, sebenarnya sering menjadi hal kompleks bagi saya untuk lebih rutin dalam menulis.

Meskipun demikian, namun setidaknya saya masih bisa menulis di tengah kesibukan-kesibukan saya yang lainnya, dan bersyukur sekali masih dapat menerbitkan buku kumpulan puisi ini dengan baik dan lancar.

Terima kasih kepada semua yang sering terlibat dalam keseharian saya, baik itu sebagai teman dan atau keluarga. Terima kasih juga kepada para sahabat yang rela berdiskusi sampai bergadang hampir tiap malam. 

Terima kasih kepada guru-guru saya sewaktu sekolah dan kuliah. Terima kasih kepada para senior/sastrawan Indonesia, yang sering memberikan arahan terbaik dalam menulis, baik itu secara etika maupun dialektika. 

Buku puisi ini juga saya persembahkan untuk kalian, yang belum mengenal saya. Dari ratusan juta penduduk Indonesia, mungkin hanya nol koma sekian persen yang tahu tentang saya. Maka, mari berkenalan lebih dekat lagi. Semoga ada kecocokan.

Cianjur, 1 Agustus 2024
Ihsan Subhan

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Buku Kumpulan Puisi Ihsan Subhan: Sampai Titik Hujan Penghabisan"

Posting Komentar

tulis komentar anda yang paling keren di sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel