Pengertian Sastra Lama (Puisi Lama dan Prosa Lama)
10 Jul 2019
Add Comment
Puisi Lama, gambar : opobaca.news |
Karya sastra lama adalah karya sastra melayu yang pada mulanya berbentuk ujaran/sastra lisan, masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13.
Adapun ciri-ciri karya sastra lama sebagai berikut:
- Anonim (Tidak dikenal nama pengarangnya)
- Merupakan sastra lisan (disampaikan lewat mulut kemulut)
- Sangat terikat oleh aturan-aturan yang ada (terutama puisi)
- Sifatnya sertaris (tidak berkembang)
- Dibidang prosa kebanyakan bersifat khayal
- Ceritanya kebanyakan berpusat pada istana (istana sentris)
- Merupakan milik bersama
- Hasil karyanya meliputi :
1. Puisi Lama
Puisi lama atau puisi konvensional merupakan type puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam tiap-tiap bait, dan kuantitas kata dalam tiap-tiap larik, dan juga musikalitas puisi terlalu diperhatikan. Dalam perihal ini, yang tergolong di dalamnya adalah jenis-jenis puisi lama, andaikan pantun, syair, gurindam, bidal, talibun, dan banyak kembali yang lainnya.
Adapun aturan – aturan itu antara lain :
– Jumlah kata dalam 1 baris
– Jumlah baris dalam 1 bait
– Persajakan / Rima
– Banyaknya suku kata
– Irama
Puisi Lama memiliki berbagai macam jenis antara lain :…
a. Mantra
Mantra adalah puisi tua yang keberadaanya dalam masyarakat Melayu bukan sebagai karya sastra melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan (berhubungan dengan hal – hal yang bersifat magis)
Contoh Mantra:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b. Pantun
Puisi asli yang terdiri dari :
- 4 baris dan tiap baris terdapat 8-12 suku kata
- Bersajak ABAB (silang).
- Baris 1 dan 2 merupakan sampiran dan
- Baris 3-4 merupakan isi.
Secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan karena menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata
Berikut ini jenis – jenis pantun beserta contohnya :
Pantun Adat
Lebat daun bunga tanjung (A) —> sampiran
Berbau harum bunga cempaka (B)
Adat dijaga pusaka dijunjung (A) —> isi
Baru terpelihara adat pusaka (B)
Pantun Agama
Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Pantun Budi
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Pantun Jenaka
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
Melihat kucing duduk berbedak
Pantun Kepahlawanan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Pantun Kias
Disangka nenas di tengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
Pantun Nasihat
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam saying
Moga-moga menjadi cinta
Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
c. Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Jenis syair yang terkenal antara lain :
• Syair Bidasari
• Syair Ken Tambuhan
• Syair Kerajaan Bima
• Syair Raja Mambang Jauhari
• Syair Raja Siak
Syair disebut juga puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhiran dengan bunyi yang sama
d. Gurindam
Gurindam adalah Puisi yang timbul setelah adanya Pergaulan dengan orang-orang hindu.Biasanya merupakan sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.
Contoh Gurindam :
Baik-baik memilih kawan
Salah-salah bisa jadi lawan
e. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Kata “seloka” diambil dari bahasa Sansekerta, sloka.
contoh seloka 4 baris:
• Sudah bertemu kasih sayang
• Duduk terkurung malam siang
• Hingga setapak tiada renggang
• Tulang sendi habis berguncang
contoh seloka lebih dari 4 baris:
• Baik budi emak si Randang
• Dagang lalu ditanakkan
• Tiada berkayu rumah diruntuhkan
• Anak pulang kelaparan
• Anak dipangku diletakkan
• Kera dihutan disusui
f. Bidal/Pribahasa
Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran, dan sebagainya. bidal biasanya berupa kalimat singkat yang memiliki makna kiasan atau figuratif yang bertujuan menangkis, menyanggah, atau menyindir.
Pengungkapan pikiran dan perasaan demikian tidak secara langsung, tapi dengan sindiran, ibarat, dan perbandingan. Dilihat dari bentuknya, bidal tergolong dalam puisi lama. Alasannya bentuk bidal yang singkat atau tidak sepanjang prosa
Contoh Bidal :
Bagai api dengan asap artinya utuh dan tidak bisa bercerai lagi/selalu bersama-sama.
Bagai kerbau dicocok hidungnya artinya tidak ada pendirian/selalu mengekor kepada orang lain.
Bagai mencincang air artinya melakukan perbuatan yang sia-sia.
g. Talibun
Talibun adalah pantun yang terdiri dari 4 baris (selalu genap)
Bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12)
Talibun sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:
• Ia merupakan sejenis puisi bebas
• Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
• Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
• Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
• Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
• Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
Tema talibun biasanya berdasarkan fungsi puisi tersebut.
Contohnya seperti berikut:
• Mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat dll
• Mengisahkan keajaiban sesuatu benda/peristiwa
• Mengisahkan kehebatan/kecantikan seseorang
• Mengisahkan kecantikan seseorang
• Mengisahkan kelakuan dan sikap manusia
Contoh Talibun :
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)
h. Karmina
Karmina adalah Pantun kilat terdiri atas 2 baris/ Pantun dua seuntai (pantun kilat) baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi berupa sindiran dengan rumus rima a-a
Contoh Karmina:
Kayu Lurus dalam ladang (a)
Kerbau kurus banyak tulang (a)
2. Prosa Lama
Prosa Lama adalah seluruh hasil karya sastra lisan dan tulisan yang panjang baik yang membentuk cerita ataupun tidak membentuk cerita dengan Bahasa Melayu sebagai mediumnya(pengertian berdasarkan tradisi sastra melayu). Biasanya dicirikan dengan kesukaan pengarang untuk menggambarkan kehidupan masyarakat di saat prosa itu dikarang.
Ciri – ciri dari prosa lama yang menonjol:
– Istana Sentris
– Dipengaruhi gaya bahasa asing karena pengaruh agama
– Tanggal dan nama pengarang tidak dituliskan.
Prosa Lama memiliki berbagai macam jenis antara lain :
a. Mithe
Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat.
b. Legenda
Dongeng yang berhubungan dengan keanehan dan keajaiban alam.
c. Fabel
Dongeng yang menceritakan tentang kehidupan binatang.
d. Sage
Dongeng yang mengandung unsur sejarah.
e. Parable/dongeng jenaka
Dongeng yang berisi kiasan yang didalamnya mengandung ajaran-ajaran hidup.
f. Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
g. Cerita berbingkai
Cerita yang didalamnya terdapat pula cerita yang diceritaka para pelakunya.
h. Tambo/sejarah
Cerita pada zaman dahulu yang isinya tidak 100% benar
i. Epos/wira cerita
Dongeng tentang keberanian dan kepahlwanan yang terus berkembang ditengah masyarakat.
j. Cerita pelipur lara
Cerita yang mengungkapkan tentang kebodohan seseorang yang disajikan secara humor.
sumber : Dari berbagai sumber
0 Response to "Pengertian Sastra Lama (Puisi Lama dan Prosa Lama)"
Posting Komentar
tulis komentar anda yang paling keren di sini