3 PUISI IHSAN SUBHAN (STORY MAGAZINE, OKOTEBER 2013)
17 Sep 2014
Add Comment
MENGINGAT
ISTRI DAN BAYI
Biar
hamba melapak bersanding dengan angin jejak
Gemuruh
yang membawa jalanan lengang tanpa tandang
Mengingat
istri butuh nasi dan bayi perlu gizi
Ada
subuh yang membalut doa, menggelar cahaya balut dada
Biar
hamba tumpuk benih cinta yang merana itu ke bungkam batu
Dalam
karang hatinya kusimpan paruhan intan yang tiara
Sisa
dari perjalanan panjang, pelayaran dzikir usia
Selama
ini, hamba menuggu, melapak bersanding dengan angin jejak
Mengingat
dahan tubuh yang kurus dilumat lukut
Dan
ranting tubuh yang membuncit diisi badai cerulit
Bunyiku
meliukliuk, melilit pejit ke pusat jantung hati
Mengingat
istri butuh nasi dan bayi perlu gizi
Aku
menunggu genangan berlian dari hujan permata – intan
Semoga.
Cianjur,
Januari 2013
KEPADA
ISTRI LAGI
Kepada
istri lagi aku memeluk cinta
Bukan
pada siapa
Lalu
kuciptakan kembang-kembang
Di
sekeliling ranjang
Rungan
ini mengharumkan kita
Seperti
pada awal menikah
Kita
mendekat malu-malu lagi
Setelah
lama-lama mengurusi hal lain
Seperti
pada awal cerita
Kita
mendekat pelan
Sampai
akhirnya setahun jadi bersama
Kepada
istri lagi aku mengecup bibir
Bukan
pada siapa
Hanya
angin mungkin dalam peradaban hidup
Menghembuskan
hujan begitu mendegup
Kepada
istri lah kita bermanja
Ingin
makan, tanpa isyarat
Sepiring
nasi sudah diantar cepat
Kepada
istri lagi, aku merengek
Tentang
demam yang mengancam
Maka
tubuhku akan sembuh
Setelah
mencicipi kasih sayang
Kepada
istri lah aku memanggil-manggil
Setelah
dingin hujan cukup bikin gigil
Cianjur,
Februari 2013
SKETSA
:
Jaja Ilalang
Lukislah,
bunyi sepi sujudmu
Barangkali
ada cat yang masih basah
membidik
bulatan wajah priangan
Perempuan
Jaipong tunggal di dindingmu
Menari
dalam sudut-sudut bingkai
Lukislah,
gerak senyum tumbaknya
dengan
segaris sabit dan khatulistiwa
Cianjur,
2013
PAKU
Tancaplah
sesukamu
Tanah
papan membatu
Di
hatimu pun ada gurat
Masuk
mejelma benang urat
Ia
terbaring tegak
Selimutnya
dinding kering
Terkadang
samar dibungkam karang
Ia
terperosok jadi akar pohon kekar
Tancaplah
semaumu
badai
mengangini lagi
tapi
kau sulit melepas nafas
dari
selisih musim yang ganas
Cianjur,
2013
0 Response to "3 PUISI IHSAN SUBHAN (STORY MAGAZINE, OKOTEBER 2013)"
Posting Komentar
tulis komentar anda yang paling keren di sini