Puisi: Masih
16 Jan 2009
1 Comment
semenatara itu aku mengisi langit dengan angin-angin buatanku sendiri
awan-awan hendak kabur ke badai yang entah
bilamana sayup yang kau dengar adalah peluh yang mengacau
kumau kau tidak begitu kicau
untuk waktu yang berbalut gerimis ini
sebab dingin menampik di hidung dan teling ayang kau lepas untuk terbang
maka bersediakah kau mendampingiku untuk diam saja
o, jiwaku yang masih saja diam
gemuruh ini masih seperti kilat
yang tak sampai menyambar ke mukamu
Ihsan Subhan, 2019
Waduh...
BalasHapusKata2nya bagus banget...
Boleh belajar sastra???
Mw dunk...