APRA, Puisi Alam Ihsan Subhan
7 Jul 2008
2 Comments
APRA*
:Mengenang aroma laut di pantai selatan Cianjur
Laut masih mengusik di pedalaman hati
Merayu, minta didatangi kembali
1
Di pantai itu, buih bagai mengelus kami
dengan sayap-sayap camar
Ada lembut kapas dan teduh angin
Senja datang, ia mengurai lebih pelan dari kepergian
nun jauh dan waktu yang lamban
Pohon pohon gigih tegak di tepian
menyapa kami: kapan segera pulang?
Seperti lapisan pasir pasir yang tawakal
menanti kecilnya ombak
2
Kayakas-kayakas lama tersimpan di lekuk sela-sela rumputan
Bersembunyi, nahan gelisah berputaran.
Letih kau menggumpalkan nafas di semak-semak kesesakan
3
Bebukit di pinggiran berisi ribuan kelelawar yang hinggap –lepas beban
Berayun di ranting-ranting dan batang-batang
Melepas siang saat tadi menyerang, lewati amuk gersang
4
Atas lahan yang Kau tampilkan jauh dari mata kami
guratan garis-garis meliuk, memeluk hati kami dan bumi
Sebelah selatan, rembulan muda dan puisi jadi pengelam hari
Dusun-dusun mulai sunyi
Turun sekelompok bebintang masih murni
Cahaya berkelebat dari rahim kunang-kunang dan cercah langit
Kami percayakan malam untuk tak segera berakhir
Bukan gelap yang kami cari
Bukan sekedar lindap yang sedikit berseri
Cuma jiwa ingin menerabas jauh dalam tafakur kali ini
Lalu Mengambil pucuk-pucuk yang tersimpan di bentangan pesisir abadi
Cianjur, 2007
Ihsan Subhan
*Apra, nama sebuah pantai yang terletak di Sindangbarang, Cianjur Selatan Jawa Barat
**Kayakas, penduduk di Cianjur selatan menyebutnya demikian. Nama serangga yang hidup di pinggir pantai. Bisa dimakan dengan cara direbus. Serupa tempenyol.
wah hebat kata katanya, boleh saya tampilkan diblog saya A???
BalasHapuspuisi tema pariwisata, keren
BalasHapus